0
PERMASALAHAN SOSIAL DI KALANGAN PEMUDA
Posted by Fikri Ramadhan
on
20.58
MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR
TENTANG
SEKS BEBAS DI KALANGAN PEMUDA
DISUSUN OLEH:
Nama:
Fikri Ramadhan
NPM : 12117355
Kelas : 1KA16
NPM : 12117355
Kelas : 1KA16
HALAMAN JUDUL .............................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................2
KATA PENGANTAR ...........................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...................................................................................4
B. RIMUSAN MASALAH................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN.................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
1.1 PENGERTIAN SEKS BEBAS.....................................................................5
1.2 CONTOH KASUS........................................................................................6
1.3 FAKTOR PENYEBAB SEKS BEBAS........................................................7
1.4 SOLUSI MENCEGAH DAN MENGURANGI SEKS BEBAS.................10
BAB III PENUTUP
4.1 KESIMPULAN............................................................................................13
4.2 SARAN........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG...................................................................................4
B. RIMUSAN MASALAH................................................................................4
C. TUJUAN PENULISAN.................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
1.1 PENGERTIAN SEKS BEBAS.....................................................................5
1.2 CONTOH KASUS........................................................................................6
1.3 FAKTOR PENYEBAB SEKS BEBAS........................................................7
1.4 SOLUSI MENCEGAH DAN MENGURANGI SEKS BEBAS.................10
BAB III PENUTUP
4.1 KESIMPULAN............................................................................................13
4.2 SARAN........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT.Karena dengan rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah yang kami susun ini. Yang berjudul “Seks Bebas di Kalangan Remaja”.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pembimbing kami atas bantuannya dalam proses pembuat makalah ini. Dan juga tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada teman teman kami yang telah membantu penulisan makalah ini secara langsung maupun tidak langsung dalam penyempurnaan makalah ini.
Dengan selesainya makalah ini, kami mengharapkan jika makalah yang telah kami susun ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan yang berguna bagi para pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami harapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya selanjutnya agar menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Akhir kata tim penyusun berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi siapa saja yang memperlukannya dimasa yang akan datang.
Depok,
19 Oktober 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Masa
remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu
tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat,
pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998). Oleh
karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni
masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan
sosial.
Faktor
utama masalahnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat saat ini terhadap
batas-batas pergaulan antara pria dan wanita. Disamping itu didukung oleh arus
modernisasi yang telah mengglobal dan lemahnya benteng keimanan kita
mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa penyeleksian yang ketat.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Kita
tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku
menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma
ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering kita dengar baik di
lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil yang emosinya
rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Masalah keluarga,
kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas
membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan
bangsa. Ternyata pergaulan bebas itu
tidak hanya sebatas bergaul melainkan terkadang mendorong untuk melakukan hal
yang lebih tidak di sukai oleh agama,seperti bercumbu rayu,berciuman dan bahkan
terjebak dalam perzinahan. Secara mendasar ternyata hal semacam ini karena
kebebasan di artikan bebas secara mutlak tanpa ada butir-butir aturan yang
menjaga jarak antara mereka.
C. RUMUSAN MASALAH
Ø Penyebab Maraknya Pergaulan Bebas Remaja Indonesia ?
Ø Dampak Dari Pergaulan Bebas ?
Ø Solusi dari masyarakat, pemerintah, dan pemuda?
D. TUJUAN MAKALAH
Ø Untuk Mengetahui Mengapa Pergaulan Bebas Dapat
Terjadi Dikalangan Remaja
Ø Solusi Untuk Menyelesaikan Masalah Pergaulan Bebas
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SEKS BEBAS
Seks
bebas merupakan hubungan yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa
adanya ikatan perkawinan. Kita tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah
salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana “bebas” yang dimaksud adalah
melewati batas-batas norma yang ada. Masalah seks bebas ini sering kita dengar
baik di lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil yang
emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar.
Kurangnya
keimanan, masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan
teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasii
muda Indonesia dalam kemajuan bangsa. Padahal Generasi muda adalah tulang
punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet
kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam mempersiapkan generasi muda juga
sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya.
Sedangkan
remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahlii pendidikan
sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 16 tahun sampaii
dengan 24 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai
kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.
Mereka sedang mencarii pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering
dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan
yang dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak
menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya. Sedangkan mahasiswa sudah bisa
dikatakan cukup dewasa.
Pada
umumnya remaja dan mahasiswa melakukan hubungan seks bebas dengan pacarnya,
karna kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa pacar adalah calon suami yang
berhak mendapatkan segalanya. Tidak ada salahnya jika kita mengatakan pacaran
adalah sebagian dari pergaulan bebas. Karena saat ini pacaran sudah menjadi hal
yang biasa bahkan sudah menjadi kode etik dalam memilih calon pendamping.
Fakta
menyatakan bahwa sebagian besar perzinahan disebabkan oleh pacaran. Bila kita
menengok kebelakang tentang kebudayaan Indonesia sebelumnya, pacaran (berduaan
dengan non muhrim) merupakan hall yang tabu. Dari sini kita dapat menyimpulkan
bahwa pacaran memang tidak dibenarkan dan tidak sesuai dengan budaya Indonesia,
demikian juga dengan budaya islam.
Contoh
kasusnya adalah:
kasus
sepasang pelajar mesum di kamar ganti sebuah mal di Surabaya, Jawa Timur
beberapa waktu lalu. Aksi mesum itu menunjukan iktikad mereka dalam menikmati
hasrat dan gairah darah muda yang sudah di luar batas kewajaran, dalam hal ini
berhubungan badan tanpa ikatan pernikahan dan melakukannya di tempat umum. Sepasang
pelajar SMA swasta tertangkap tengah berbuat mesum di sebuah kamar ganti mal di
Surabaya, Jawa Timur. Kedua pelajar itu, yakni WT (16) pelajar kelas 10 di
salah satu SMU di daerah Citraland, sedangkan pelaku pria bernama YW (15) juga
berstatus pelajar kelas 10 SMU.
Kedua
muda-mudi itu rupanya bukan sekali ini saja mesum di kamar ganti mal. Aksi
mesum terakhir itu yang membuat keduanya tertangkap.
“Keduanya
memang sudah beberapa kali melakukan aksi mesum, dan mereka juga mengakui sudah
dua kali mesum di kamar ganti sehingga pihak keamanan mal tersebut
mencurigakan," tutur Kasat Reskrim Polestabes Surabaya, AKBP Shinto
Shilitonga saat dikonfirmasi Liputan6.com, Selasa, 7 Maret 2017.
Aksi
mesum pertamanya mereka lakukan pada sekitar pertengahan Februari 2017. Awalnya
mereka berpura-pura membeli dan mencoba baju, lalu keduanya menuju kamar ganti.
Setelah merasa aman, akhirnya keduanya melakukan hubungan badan.
Aksi
mesum kedua mereka lakukan karena mereka ketagihan. Mengingat pada aksi pertama
mereka berhasil dan aman.
"Alasan
sepasang kekasih yang masih ABG ini mengulangi lagi karena aksi mereka
sebelumnya pernah berhasil sehingga dirasa aman," kata Shinto.
Kejadian
pertama pada pertengahan Februari 2017, sepasang pelajar itu berada di kamar
ganti guna mencoba baju yang mau dibeli. Namun mereka berada di kamar pas itu
sekitar 40 menit sehingga membuat karyawan mal mencurigainya.
Karyawan
mal tak langsung menangkap mereka dan membiarkan perbuatan keduanya sembari
mengingat wajah pasangan pelajar mesum tersebut.
Selanjutnya,
keduanya datang kembali pada Sabtu 4 Maret 2017. Modus mereka juga sama, yaitu
pura-pura membeli baju dan mencobanya di kamar pas. Setelah ditunggu sekitar 10
menit, ternyata keduanya belum keluar. Karyawan pun melapor ke satpam mal.
"Akhirnya
pihak sekuriti menggedor pintu kamar pas dan meminta mereka keluar," ucap
Shinto.
Saat
keluar dari kamar ganti, pasangan pelajar mesum itu tetap diminta tidak
mengenakan celana dalam yang memang sudah dilepas sejak di kamar pas.
"Selanjutnya, mereka digiring menuju salah satu ruangan mal, Jaraknya dari
kamar pas menuju ruangan sekitar 70 meter," ujar Shinto.
Analisis
Masalah
Jika
kita pahami kasus tersebut kita akan memahami pula faktor - faktor penyebab
terjadinya hal demikian. Faktornya antara lain:
Faktor
Internal
1.
Psikologi
Psikologi anak remaja yang masih belum menemui jati
dirinya atau biasa disebut labil sangatlah berpengaruh. Dalam hal ini seks
bebas. Karena psikologinya masih labil, maka remaja sangat mudah untuk
dipengaruhi oleh lingkungan sekitar ataupun teman-temannya yang memberikan
pengaruh buruk. Mungkin hal tersebut bisa menjadi salah satu faktor penyebab
terjadinya kasus ini. Bukan hanya dari pihak laki-laki namun juga pihak
perempuan sepertinya sudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Psikologi juga
ada kaitannya dengan keluarga, terutama orang tua. Sebab, keluarga juga
memegang kendali atas psikologi anak. Bila keluarga memberikan pengaruh baik
dan tidak ada keributan di dalamnya maka si anak akan berlaku baik juga di
luaran sana.
2. Tingginya Hormon Masa Muda
Di usia muda, hormon seks tentu sedang berada pada
titik puncaknya. Banyak anak muda yang tidak bisa mengendalikan tingginya
hormon tersebut. Sehingga mereka melakukan seks di luar ikatan pernikahan tanpa
memikirkan dampak bagi masa depannya.
3. Kurang Beriman
Kurang beriman adalah salah satu faktor yang membuat
seseorang berani melakukan hal – hal negatif. Beriman di sini diartikan sebagai
percaya bahwa Tuhan selalu melihat apa yang diperbuat oleh umatnya. Percaya
bahwa setiap yang diperbuat pasti ada balasannya di dunia dan di akhirat. Iman
yang kuat bisa didapatkan dari seringnya kita bersembahyang dengan khusuk,
mengaji dengan khidmat (bagi yang muslim), serta memahami arti dari ayat – ayat
yang dibaca. Bisa juga dengan kita mengikuti pengajian rutin di masjid atau
mushola. Sebab, biasanya pengajian rutin di masjid atau mushola terdapat guru
agama atau biasa disebut guru ngaji yang bisa memberikan ilmu dan pengetahuan
tentang agama, tentang apa yang boleh dan apa yang tidak diperbolehkan oleh
agama. Jika iman tidak kuat maka kita akan mudah terbawa oleh lingkungan
ataupun kebiasaan buruk sekitar. Namun, jika kita sering ibadah dan iman kita
kuat maka kita akan merasa takut untuk berbuat hal – hal negatif karena merasa
perbuatannya dilihat Allah swt.
4. Faktor Coba – Coba
Seringkali pemuda jaman sekarang melakukan sesuatu
yang tidak baik dengan alasan coba – coba karena rasa ingin tahu. Padahal
mereka tahu bahwa yang dilakukannya itu adalah perbuatan yang tidak baik dan
dapat berdampak buruk pada masa depannya kelak. Namun mereka tetap melakukannya
karena penasaran, akhirnya yang awalnya coba – coba membuat mereka merasa
ketagihan dan melakukan perbuatan tersebut berkali – kali. Hal ini juga bisa
menjadi faktor penyebab terjadinya kasus Mesum yang dilakukan oleh sepasang
remaja yang masih duduk di bangku sekolah di Daerah Surabaya.
Faktor
Eksternal
1.
Keluarga
Keluarga memegang peran penting dalam membentuk
kepribadian, sikap, dan etika. Sehingga seorang remaja akan mengetahui hal –
hal yang harus dihindari karena berdampak buruk baginya di kemudian hari.
Situasi di rumah yang kurang harmonis juga bisa menjadi salah satu faktor
penyebab anak stres kemudian mencari tempat pelarian. Jika tempat pelariannya
membuat ia menjadi lebih baik dan meringankan beban pikiran maka itu akan
berdampak positif, namun bila tempat pelariannya adalah pergaulan yang tidak
baik seperti tongkrongan yang terdapat orang – orang mabuk dan seks bebas
itulah yang dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi anak tersebut.
Orang tua mereka terlalu lalai dalam menjaga anak –
anaknya dalam bergaul. Mereka mengijinkan anak – anaknya pacaran. Hal itu boleh
saja, namun orang tua harusnya sadar resiko dari apa yang mereka lakukan, dalam
hal ini adalah membiarkan anak – anak mereka berpacaran. Sehingga orang tua
harus lebih memantau perilaku anaknya.
Jika kita dalami kasus ini kita akan menemukan
kalimat “bukan sekali saja”, yang berarti sepasang pemuda/remaja itu sudah
paham betul kegiatan seks yang seharusnya dilakukan dalam ikatan pernikahan.
Menurut saya, keluarga kurang memperhatikan remaja tersebut ketika di rumah,
apalagi ketika bermain gadget ataupun komputer. Bisa saja mereka secara diam –
diam membuka situs porno tanpa sepengetahuan orang tua. Itu adalah kemungkinan
yang sangat besar.
2. Lingkungan
Selain peran keluarga yang memengaruhi, lingkungan
juga ikut berperan dalam kasus ini. Ketika kita berada di lingkungan tukang
ikan, maka kita akan terkena bau amisnya. Begitu pun dengan seks bebas, jika
kita berada di lingkungan yang terdapat banyak orang yang sering melakukan seks
bebas, maka kita akan ikut melakukan hal tersebut. Sebab, manusia cenderung
akan meniru apa yang terjadi di sekitarnya. Biasanya seseorang dihasut tidak
baik oleh teman – teman disekitarnya dengan alasan kalau tidak ikut berarti
tidak boleh bergabung atau disebut – sebut munafik. Itulah yang sering dialami
oleh pemuda jaman sekarang. Mudah dihasut dan mudah didoktrin oleh teman –
temannya dengan alasan agar tidak dijauhi oleh teman – temannya, padahal itu
malah menjerumuskan pada keburukan yang bisa merusak masa depan.
3. Internet
Yang kita ketahui internet adalah media kita mencari
apapun yang kita ingin cari atau kita butuhkan. Banyak hal yang muncul ketika
kita mengetik sesuatu di mesin pencarian google. Mulai dari informasi positif
sampai yang negatif bisa kita temukan di internet. Internet memiliki dampak positif
dan dampak negatif. Bila kita menggunakannya untuk hal – hal yang positif
seperti mengerjakan tugas, maka kita akan mendapatkan dampak positifnya. Namun,
bila kita menggunakan internet untuk hal – hal yang negatif seperti menonton
film porno ataupun menyebarkan unsur sara, maka kita akan mendapatkan dampak
negatif dari internet. Internet bisa diakses oleh anak – anak hingga dewasa.
Banyak sekali anak – anak yang sudah paham betul bagaimana cara menggunakan
internet. Padahal banyak sekali konten negatif di dalam internet jika
penggunaannya tidak hati – hati. Penggunaan internet oleh anak – anak haruslah
didampingi oleh orang tua atau orang dewasa. Sebab, anak – anak sangatlah
rentan terpengaruh oleh apa yang ada di internet. Contohnya adalah Pornografi.
Konten pornografi sangatlah mudah diakses oleh pengguna internet. Hanya dengan
mengetikkan satu kata saja kita sudah mendapatkan konten tersebut. Bahkan jika
kita mencari tugas atau menggunakannya untuk hal yang positif seringkali
terdapat iklan pornografi yang seharusnya tidak ada di konten positif. Pengguna
pun seringkali malah mengklik konten negatif tersebut didasari oleh rasa
penasaran yang tinggi. Kemudian pengguna terus mengklik konten lebih dalam dan
akhirnya pengguna merasa ketagihan dengan apa yang ia lihat di konten tersebut.
Yang dikhawatirkan adalah pengguna yang masih di bawah umur yang membuka konten
pornografi tersebut. Padahal biasanya konten pornografi terdapat tanda +18.
Maka dari itu orang tua harus lebih mengawasi penggunaan internet pada anak –
anak mereka. Bahkan bukan hanya orang tua, tapi juga semua anggota keluarga
saling mengawasi dan menasihati bila salah satu anggota keluarganya melihat
konten negatif di internet. Karena dampak negatif yang ditimbulkan dari
menonton video porno sangatlah besar dari segi kesehatan fisik maupun psikologi.
Bagi yang menontonnya akan merasa ketagihan. Mungkin itu yang dilakukan kedua
pelaku sehingga berani berbuat mesum.
4. Pendidikan di Sekolah
Pendidikan di sekolah juga memengaruhi etika dan
perilaku seseorang. Kita mendapatkan ilmu dan pengetahuan paling banyak dari
sekolah. Bukan hanya ilmu eksakta, tapi juga ilmu sosial. Yang mana diajarkan
tentang etika, sopan santun, serta penerapan norma – norma yang berlaku.
SOLUSI
ü MASYARAKAT
Masyarakat harusnya lebih memberikan perhatian
terhadap tetangga – tetangga di sekitarnya. Saling peduli terhadap sesama agar
jika tetangganya sedang dalam masalah masyarakat bisa saling membantu. Sehingga
seseorang yang sedang bermasalah tidak sampai stres kemudian salah mendapatkan
tempat pelarian. Menurut saya untuk mencegah terjadinya perbuatan mesum atau
seks di luar nikah, masyarakat bisa memberikan peraturan untuk tidak membawa wanita
lebih dari jam 23.00 wib. Selain itu masyarakat yang sudah dewasa harus saling
memberikan contoh positif terhadap sesama. Selalu menekankan norma – norma di
masyarakat. Masyarakat harus saling mengingatkan jika tetangganya sudah
berlebihan dalam melakukan suatu hal, misalnya terlalu berdekatan dengan teman
wanitanya yang bukan muhrim atau terlalu sering membawa wanita yang membuat
orang – orang sekitar berfikiran negatif. Jika sudah terlanjur terjadi
perbuatan asusila, masyarakat seharusnya cukup memberikan hukuman moral saja
tanpa perlu ada kekerasan terhadap pelaku, karena kita berada di negara hukum
dimana semua tindak kriminal ditangani oleh pihak yang berwajib atau
kepolisian. Di negara kita justru seringkali terjadi aksi main hakim sendiri yang
pada akhirnya membuat pelaku main hakim sendiri merasa menyesal setelah
melakukan perbuatannya. Masyarakat harus membuat kesepakatan untuk menyewa
keamanan agar lingkungan perumahan lebih terkontrol. Masyarakat rutin
mengadakan kerja bakti untuk mempererat tali silaturahmi. Bila ada tetangga
yang membawa wanita lebih dari jam 23.00 masyarakat seharusnya menegur orang
tersebut bahwa itu sudah jam malam dan harus segera pulang apalagi jika
tetangganya membawa teman wanita yang bukan muhrim itu ke dalam rumah sedangkan
rumahnya sedang kosong tak ada anggota keluarga di rumah. Sebab, pengalaman
saya sebagai penulis makalah ini mempunyai tetangga yang demikian kebiasaannya,
yaitu membawa pacarnya ke rumah dan alhasil mereka menikah di usia yang
harusnya masih sekolah di bangku SMP kelas 3. Teman kelas saya sewaktu SMP
kelas 3 juga demikian. Dia terjerumus pada seks bebas yang membuatnya hamil di
luar nikah dan akhirnya menikah. Padahal saat itu menjelang UN untuk menentukan
masa depannya. Di situlah penyesalan dimulai. Maka dari itu kita sebagai
masyarakat dan sebagai teman sudah semestinya saling mengingatkan serta saling
memberikan tempat bercerita agar mendapatkan solusi yang baik untuk semua
pihak.
ü PEMERINTAH
Pemerintah harus
memperbaiki regulasi yang sudah ada agar seks bebas tidak menjadi
kebiasaan masyarakat Indonesia. Pemerintah harus membuat undang – undang yang
tepat dengan kondisi masyarakat sekarang, yaitu masyarakat yang sudah
terkontaminasi dengan budaya luar di era globalisasi ini. Hukuman yang dibuat
juga harus disesuaikan, jangan terpaku dengan kalimat “masih di bawah umur”. Pemerintah
harus sering mengadakan sosialisasi pada masyarakat mengenai seks bebas dari
perkotaan hingga masyarakat di pedesaan.
Dengan adanya internet, membuat masyarakat terlalu mudah untuk mengakses
konten – konten negatif. Di sini lah peran pemerintah di uji. Pemerintah harus
bisa memblokir konten – konten porno yang mempunyai domain indonesia maupun
domain luar negeri. Peran pemerintah dalam memblokir situs porno sudah mulai
terlihat dengan diblokirnya ratusan situs porno dalam setahun ini. Sehingga
ruang akses masyarakat yang hobi mengonsumsi video porno berkurang walaupun
yang diblokir belum sepenuhnya. Sebab, sangat sulit untuk memblokir situs yang
ketika dihapus malah akan bertambah yang dibuat oleh pihak – pihak yang tidak
bertanggung jawab. Selain itu pemerintah harus bisa menyediakan tempat untuk
mengekspresikan dan mengisi waktu anak muda agar lebih bermakna, misalnya
seperti:
- - Menyediakan
tempat berkumpul yang mendukung seperti menambahkan sarana olahraga.
- - Menyediakan
sanggar untuk beraktifitas seperti kegiatan menyanyi dan menari tarian daerah
yang sekaligus bisa melestarikan budaya tradisional.
- -
Memberikan
penyuluhan/sosialisasi rutin khusus anak muda mengenai seks bebas.
- - Membuat
program-program kegiatan untuk mengasah hardskill dan softskill anak muda
sebagai bekal masa depan dalam mencari pekerjaan.
Yang pasti pemerintah harus tegas dan berkomitmen
dalam menangani kasus – kasus seks bebas. Jangan terlalu terpaku dengan usia
anak. Sebab, pemerintah terlalu takut dalam menghukum pelaku seks bebas karena anak – anak remaja masih dilindungi
oleh undang – undang. Sehingga mereka merasa bebas dari hukuman dan tidak takut
dalam melakukan seks bebas bahkan di tempat umum. Seperti halnya kasus di
makalah ini mereka melakukan seks bebas di mall. Karena mereka merasa aman
dalam berbuat hal yang tidak sepantasnya itu. Pemerintah juga harus rutin
mengecek masyarakat yang harusnya masih bersekolah. Karena tingkat pendidikan
seseorang memengaruhi pola berpikirnya di lingkungan masyarakat dalam kehidupan
sehari – harinya.
ü PEMUDA
Para pemuda sudah semestinya berpikir lebih dewasa
dan sadar akan bahaya dari seks bebas. Dengan membentuk atau masuk ke dalam
organisasi di sekolah bisa membuat pemuda Indonesia berpikir bijak dalam
melakukan suatu hal yang memiliki dampak ke depannya serta bisa terhindar dari
pergaulan yang tidak baik, karena biasanya jika mengikuti organisasi akan
membuat kita memiliki kesibukkan dan teman – teman di organisasi juga pasti
akan menasihati jika kita melakukan sebuah kesalahan. Organisasi juga bisa
membuat kita berpikir kritis dalam bertindak dan membuat kita memiliki banyak
relasi yang membawa kita ke arah positif. Para pemuda juga bisa menghindari seks
bebas dengan cara menyibukkan diri sendiri dengan hal – hal yang positif,
sepeti membantu ibu di rumah, mengerjakan tugas, ataupun ikut
ektrakuriluler/Unit Kegiatan Mahasiswa. Dengan mengikuti kesibukkan tersebut
kita seperti mengalihkan diri dari kegiatan – kegiatan yang tidak memiliki
manfaat. Selain itu kita sebagai pemuda juga bisa mengikuti organisasi di
lingkungan rumah, seperti Karang Taruna. Dengan mengikuti Karang Taruna kita
bisa meningkatkan tali silaturahmi dan saling sharing permasalahan pada teman –
teman Karang Taruna yang sekiranya dapat mengurangi beban pikiran kita, dan
pasti teman yang mendengarkan memberi solusi yang baik untuk kita lakukan. Jika
memiliki masalah selalu ceritakan kepada orang terdekat, kalau malu untuk
menceritakan pada orang tua, kita bisa menceritakannya pada teman
terdekat/sahabat yang bisa dipercaya untuk menjaga rahasia agar kita tidak
salah mendapatkan tempat untuk menyelesaikan masalah. Sebab, banyak dari
remaja/pemuda yang memiliki masalah namun enggan untuk menceritakan masalahnya
dengan alasan malu, padahal itu malah menyebabkan mereka terjerumus kepada
keburukan. Misalnya untuk menenangkan diri dari masalah kita nongkrong di
tempat yang banyak perokok, minum minuman alkohol, seks bebas yang biasanya
tempat itu disebut remang – remang karena memang minim penerangan. Jika
bernasib buruk mungkin kita bisa terciduk oleh pihak kepolisian yang sedang
dalam tugas penertiban, padahal mereka tidak melakukan apapun, hanya mengobrol.
Yang pada akhirnya namanya tercatat di kepolisian membuat mereka sulit untuk
mendapatkan pekerjaan. Para pemuda juga bisa menghindari seks bebas dengan
mengikuti berbagai seminar/sosialisasi tentang pergaulan bebas, sehingga
pengetahuan dan wawasan mengenai seks bebas bertambah yang membuat kita sadar
akan dampak bahaya dari seks bebas. Selain itu, jika seminar yang kita ikuti
adalah seminar nasional akan mendapatkan sertifikat dan sertifikat tersebut
bisa kita pakai untuk memudahkan keperluan kuliah atau bisa juga untuk
memudahkan dalam mencari pekerjaan.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Seks bebas
merupakan bagian dari pergaulan bebas. Seks bebas banyak faktor penyebabnya,
faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor internalnya adalah kurang beriman
terhadap agamanya. Sedangkan salah satu faktor eksternalnya adalah ajakan dari
teman yang mengarahkan pada keburukan. Solusi untuk menghindari seks bebas
yaitu dengan sering mengikuti kegiatan organisasi dan mengikuti sosialisasi
mengenai dampak buruk seks bebas.
B.
Saran
Kita sebagai
pemuda penerus bangsa harus melakukan segala hal yang positif dan dapat membuat
negara ini maju serta tidak ikut pada pergaulan bebas yang dikarenakan oleh
globalisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Posting Komentar